Jumat, 29 Juli 2016

Makalah Budidaya ikan Manfish




I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang mempunyai potensi dan peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Pembangunan perikanan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Peranan sektor perikanan dalam pembangunan nasional terutama bisa dilihat dari fungsinya sebagai penyedia bahan baku pendorong agroindustri, peningkatan devisa melalui penyediaan ekspor hasil perikanan, penyedia kesempatan kerja, peningkatan pendapatan nelayan atau petani ikan dan pembangunan daerah, serta peningkatan kelestarian sumberdaya perikanan dan lingkungan hidup (Direktorat Jenderal Perikanan 2004).
Perikanan dan kelautan Indonesia memiliki potensi pembangunan ekonomi dan termasuk prospek bisnis yang cukup besar, sehingga dapat dijadikan sebagai sektor andalan untuk mengatasi krisis ekonomi (Dahuri, 2000).Trend kegiatan ekspor produk perikanan dan kelautan memacu perusahaan-perusahaan di sektor ini untuk mengoptimalkan salah satu potensi yang menjadi sumberdaya untuk bertahan dan bersaing.
Salah satu bisnis sektor perikanan yang mempunyai potensi cukup besar adalah ikan hias. Ikan hias merupakan salah satu komoditas perikanan yang belakangan ini menjadi komoditas perdagangan yang potensial di dalam maupun di luar negeri. Ikan hias dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan devisa bagi negara.
Ikan hias memiliki daya tarik tersendiri untuk menarik minat para pecinta ikan hias (hobiis) dan juga kini banyak para pengusaha ikan konsumsi yang beralih pada usaha ikan hias. Kelebihan dari usaha ikan hias adalah dapat diusahakan dalam skala besar maupun kecil atau skala rumah tangga, sel ain itu perputaran modal pada usaha ini relatif cepat. Keberadaan ikan hias di Indonesia tidak semuanya asli dari Indonesia, sebagian besar adalah ikan yang diimpor kemudian dikembangkan dan hasilnya banyak yang sudah diekspor untuk memeuhi selera para penggemar ikan hias di luar negeri.
Ikan hias bukan merupakan ikan konsumsi manusia, tetapi merupakan ikan untuk pajangan, untuk dilihat keindahan akan warna dan corak yang berbeda dari tiap jenis dan memiliki daya tarik tersendiri. Hal ini menyebabkan ikan hias banyak diminati dan mulai diperdagangkan sebagai komoditas hidup. Prospek bisnis ikan hias Indonesia sangat cerah, karena didukung oleh beberapa faktor seperti jenis ikannya beragam, ketersediaan air yang cukup, lahan serta iklim yang sesuai. Sebagai contoh jenis ikan karang yang ada diperairan laut Indonesia salah satunya adalah ikan botana biru (Acanthurus leucosternon ).
B. Tujuan Observasi
            Tujuan kami melakukan observasi ini adalah untuk menambah wawasan dan pengalaman kami tentang bagaimana cara membudidaya ikan hias dengan baik dan benar.                                                                                                                  
II. Pembahasan
Budidaya Ikan Manfish
Bahan dan Peralatan Budidaya
v  Bahan : 
·         Pakan alami (cacing sutera, jentik nyamuk, kutu air)
·         Pakan buatan
·         Pelet
·         Artemia (pakan udang)
v  Peralatan :
·         Bak atau kolam ( yang tidak bocor)
·         Saringan
·         Terpal
·         Air
·         Bambu
Catatan : peralatan tergantung pada masing-masing kemampuan pembudidaya (tempat tidak bocor).

v Cara Budidaya Ikan Manfish

1.      Teknik Pemijahan
Sesudah induk memijah, penetasan telur bisa selekasnya dikerjakan. Penetasan telur terdapat banyak langkah :
Substrat yang sudah ditempeli telur diangkat, untuk dipindahkan kedalam aquarium penetasan. Pada saat mengangkat substrat diusahakan supaya telur selalu terendam air, karenanya bisa dipakai baskom atau wadah lain yang dimasukkan ke tempat pemijahan
Langkah ke-2 yakni telur ditetaskan dalam tempat pemijahan. Sesudah menetas (2 ~ 3 hari) benih yang tetap melekat pada substrat bisa dipindahkan ke aquarium. Perpindahan benih dikerjakan lewat cara yang sama
Pemijahan dikerjakan di akuarium memiliki ukuran 60 x 50 x 40 cm3 dengan tinggi air 30 – 40 cm. Setelah itu beri penambahan oksigen dengan memakai pompa hawa. Akuarium juga butuh di beri aerasi untuk menyuplai oksigen. Ikan manfish bakal tempelkan telurnya pada substrat yang halus, umpamanya gunakan kaca yang di simpan dalam akuarium dengan cara miring, ada juga gunakan batang kayu, keramik lantai, cone yang di jual di toko akuarium, atau yang umum digunakan beberapa peternak yaitu potongan pipa PVC yang sudah disediakan/diletakkan dalam akuarium pemijahan.
Lantaran ikan manfish condong suka pada situasi yang gelap serta tenang, maka pada dinding akuarium bisa ditempelkan kertas atau plastik yang berwarna gelap. Induk manfish bakal memijah saat malam hari. Induk betina tempelkan telurnya pada substrat serta diikuti ikan jantan yang menyemprotkan spermanya pada seluruhnya telur, hingga telur-telur itu terbuahi.
Jumlah telur yang dihasilkan tiap-tiap induk berkisar pada 500 – 1000 butir, bergantung type serta besar ikannya. Sepanjang masa pemijahan itu, induk terus di beri pakan berbentuk cacing Tubifex, Chironomous atau Daphnia.
2.      Penetasan Telur serta Pemeliharaan Larva
Telur yang melekat pada substrat, setelah itu dipindahkan ke akuarium penetasan telur (memiliki ukuran 60 x 50 x 40 cm3) untuk ditetaskan. Pada air media penetasan baiknya ditambahkan obat anti jamur, diantaranya Methyline Blue dengan dosis 1 ppm.
Untuk melindungi stabilitas suhu, maka ke dalam media penetasan telur itu dipakai pemanas air (water heater) yang dipasang pada suhu 27 – 28 oC.
Telur manfish bakal menetas sesudah 2 – 3 hari, dengan tingkat penetasan telur berkisar 70 – 90 Persen. Setelah itu paralon tempat penempelan telur diangkat serta dikerjakan perawatan larva sampai berusia ± 2 minggu.
Telur serta benih yang tetap melekat pada substrat tak perlu di beri makan. Sesudah terlepas dari substrat (3 ~ 4 hari) bisa diberikan makanan berbentuk rotifera atau kutu air yang disaring, sepanjang 5 ~ 7 hari. Setelah itu benih di beri kutu air tiada di saring.
Pakan yang didapatkan sepanjang pemeliharaan larva itu berbentuk pakan alami yang sesuai sama dengan lebar mulut larva serta mempunyai kandungan protein yang tinggi, diantaranya nauplii Artemia sp. Pakan itu diberikan 2 kali satu hari (pagi serta sore) sampai larva berusia 7 – 10 hari di beri kutu air serta benih mulai dicoba di beri cacing rambut (cacing Tubifex).
3.      Pendederan serta Pembesaran
Sesudah berusia ± 2 minggu, benih itu bisa dikerjakan penjarangan untuk lalu dikerjakan pendederan hingga ikan berusia sebulan. mLangkah selanjutnya yaitu memanen benih itu, untuk dipindahkan ke dalam bak/wadah pembesaran.
Pembesaran bisa dikerjakan dengan akuarium, bak fiber, bak semen, kolam terpal sampai kolam lumpur yang luas. Bila dipelihara pada kolam lumpur pakan alami bakal semakin banyak ada hingga pemberian makanan penambahan tak demikian banyak. Bila dipelihara pada akuarium atau kolam semen terdapat banyak hal yang butuh di perhatikan diantaranya :
·         Sesudah benih mengonsumsi cacing rambut, butuh dikerjakan penjarangan di aquarium yang semakin besar. Pada 1, 5 bln. bisa ditebar sejumlah 1. 000 ekor benih pada bak tembok memiliki ukuran (1, 5 x 2) mtr. persegi dengan tinggi air 15 – 20 cm.
·         Setelah itu penjarangan dikerjakan 2 minggu sekali dengan membagi dua, hingga setiap kolam di isi 100 ekor/m2.
·         Pada situasi terbatas kepadatan kian lebih 100 ekor, asal ketinggian air ditambah dan di beri pompa hawa.
·         Pembersihan kotoran dikerjakan tiap-tiap hari dengan menyiphon serta air seperti awal mulanya, atau bila kolam/akuarium mempunyai system filter yang baik tak perlu lakukan pembersihan air, cukup memberikan air bila mulai menyusut. Pergantian air beberapa dapat dikerjakan satu minggu sekali.
·         Sepanjang masa pembesaran, diupayakan supaya ada aliran air ke dalam wadah pembesaran meskipun sedikit. Pakan yang didapatkan berbentuk cacing Tubifex atau pellet hingga benih berusia ± 2 bln.. Ukuran yang dicapai umumnya berkisar 3 – 5 cm. Bila pakan serta mutu air mensupport, kesuksesan pada saat pembesaran bisa meraih 70 – 90 Persen.
·         Setelah itu benih manfish bisa di besarkan lagi sampai meraih ukuran calon induk atau induk dengan padat penebaran yang lebih kecil.
Bapak Adi menggunakan teknik indukan giring untuk membudidayakan ikan hiasnya. Teknik indukan giring memiliki kelemahan diantaraanya :
1.      Lamban dalam memproduksi telurnya.
2.      Baru bias bertelur kembali setelah satu bulan bertelur. Jumlah telur tergantung pada umur ikan.

v Teknik Pengepakan Manfish
1.      Puasakan ikan sebelum dikirim.
2.      Dibius dengan diberi es.
3.      Berikan oksigen yang cukup.

v Kelebihan dan Kekurangan Budidaya Ikan Manfish
o   Ikan manfish mudah untuk dibudidayakan.
o   Belum paham karakter ikan .
o   Modal yang digunakan.
III. Kesimpulan
            Telur yang dihasilkan ikan manfish tergantung pada usia ikan tersebut. Semakin besar usia ikan tersebut , maka telur yang dihasilkan akan semakin banyak. Pada musim panas telur ikan manfish baru menetas setelah dua hari, sedangkan pada musim dingin telur ikan manfish baru menetas setelah empat hari. Pada musim kemarau Pak Adi membeli 8 tangki air untuk usaha budidaya ikannya.

“ SELAGI SAYA MASIH HIDUP , SAYA AKAN MENJADI ORANG YANG BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN “


1 komentar:

 CHAPTER  5 CAREER PLANING Apa itu Career Planing atau Perencanaan karir ? merupakan proses sistematis dimana seseorang memilih tujuan kari...